Contoh Undangan Pernikahan Polisi,Undangan Pernikahan Softcover Murah Jakarta,Contoh Kata Kata Undangan Pernikahan Lewat Facebook,Vendor Kartu Undangan Di Bandung.
Desain dari kartu undangan elegan di atas ini didominasi oleh tema warna hitam dan emas. Di bagian cover tampak tampilan gambar bunga berwarna emas ya lengkap dengan gambar daunya dan dibuat serupa di bagian pojok kiri atas dan pojok kanan bawah undangan, dengan opening letter berada di tengahnya. Pada bagian atas ditambahkan foto prewedding kedua mempelai pengantin sehingga menambah kesan manis.
Untuk bagian dalam undangan ini terdiri dari 3 bagian. Bagian atas berisi nama mempelai pengantin dan tanggal dilangsungkannya akad pernikahan. Bagian bawah berisi tanggal dilangsungkannya resepsi pernikahan. Untuk designnya dibuat dengan background foto mempelai pengantin yang memenuhi bagian atas dan tengan. Sedangkan pada bagian bawah undangan terdapat denah lokasi tempat diselanggarakan resepsi pernikahan.
Untuk keterangan singkatnya, undangan nikah murah ini termasuk undangan hard cover full colour, sehingga berbentuk lipat 3 dengan posisi buka ke atas. Undangan nikah ini memiliki ukuran 15 x 15 cm. Untuk jenis kertas yang digunakan sebagai bahan dasar undangan ini adalah jenis kertas ivory dengan tambahan laminasi doff.
Pemesanan kartu undangan pernikahan di tempat kami, kami layani secara online dan offline.Untuk anda yang ingin memesan secara online silahkan hubungi kami di nomer berikut ini SMS/WA 0857 4081 2002, 0878 3816 1150, Pin BB D008D475 atau kirimkan email ke layanankedaigrafis@gmail.com.
Untuk anda yang sedang berada di Yogyakarta dan ingin langsung datang berkujung memesan wedding card invitation silahkan datang ke alamat Jl. Perum Candi Gebang 2 no.22 atau di outlet cabang kami di Jl. Kaliurang km 5.
Tidak semua pernikahan berjalan dengan sempurna sampai menua dan habis masa. Pasti ada kesalahan kesalahan yang terjadi. Apa saja kesalahan yang terjadi dalam pernikahan yang perlu dihindari? Menurut csdnews, inilah beberapa kesalahan tersebut
1. Menikah terlalu muda
Harusnya perempuan memperoleh gelar master. Namun, kebanyakan orangtua merasa khawatir jika anaknya belum menikah ketika lulus S2. Namun, apa salahnya menunggu pasangan yang tepat dan memilih untuk tidak menikah terlalu muda?
2. Suami adalah satu-satunya sumber penghasilan dan istri tinggal di rumah dengan anak-anak.
Banyak wanita merasa peran tradisional membatasi mereka. Perasaan yang tak terungkapkan ini justru bisa menyebabkan stres dalam pernikahan. Ketika anak mulai meninggalkan rumah untuk sekolah atau kuliah, wanita akan semakin kehilangan identitasnya. Sekarang, wanita bisa memilih antara menjadi ibu RT, mengejar karir, atau keduanya. Kuncinya adalah semua harus didasarkan pada pilihan pribadinya dan dia bisa berganti peran setiap saat.
3. Kurangnya komunikasi
Setiap orang pasti ingin berbicara tentang perasaan mereka, tetapi mereka tidak tahu caranya. Berbicara satu sama lain adalah semacam lem yang menguatkan hubungan. Jika Anda tak tahu caranya, Anda bisa mencari opsi lain dengan menggunakan bantuan terapis.
4. Tidak ada waktu khusus untuk bersama pasangan
Jaman dulu, makan malam antara suami-istri dilakukan pada saat suami mendapat promosi karir atau sejenisnya, dan bukan untuk tujuan romantis. Sekarang, banyak pasangan lebih mengerti bahwa kencan bisa memperbaiki hubungan mereka. Usahakan untuk mengadakan kencan berdua secara teratur.
5. Perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk ‘me time’
Jaman dulu, ketika suami masih bisa memiliki kesempatan untuk memancing atau menghadiri pertemuan kelompok lokal, wanita memiliki kesempatan yang terbatas untuk bertemu dengan orang dewasa lainnya. Sekarang ini, istri-istri lebih sosial di luar keluarga dan bisa mendapatkan ‘me time’ bersama teman-temannya.
6. Wanita lebih bergantung secara finansial pada suami mereka
Dulu, wanita harus bergantung pada uang dari suami untuk bisa makan dan mengurus anak-anak. Sekarang, keluarga biasanya terdiri dari dua sumber penghasilan dengan rekening bersama dan rekening pribadi untuk perempuan. Kebebasan finansial memberi keleluasan bagi wanita untuk mengambil keputusan.
7. Seks adalah suatu tugas bagi wanita dan bukan sesuatu yang menyenangkan
Wanita dibesarkan untuk melihat seks sebagai kewajiban perkawinan. Wanita modern lebih bisa menerima timbal balik dan wanita ingin aktif secara seksual, sama halnya dengan sang suami. Keintiman fisik dapat memperdalam ikatan emosional.
8. Orangtua lebih terlibat dalam pernikahan anaknya
Bahkan jika orang tua tidak mengatur pernikahan anak-anak mereka, mereka pasti memiliki banyak masukan mengenai cara hidup mereka. Keterlibatan yang keterlaluan ini bisa membuat istri merasa sang suami adalah ‘anak mama’ dan suami bisa merasa terganggu dengan mertua yang terlalu mengatur. Pasangan modern lebih bisa mengatur batas-batas keterlibatan orangtuanya, untuk menghargai pasangannya.